Jumat, 16 September 2011

 Aku bukan pemilik ka’bah (Abdul Muthallib – Kakek Nabi Muhammad saw)

Pada pertengahan abad ke-6 (tahun 570) masehi Pemerintah di Hijaz yang berpusat di Mekkah berada ditangan Abdul Muthallib yang mana sebagai pemimpin Mekkah. Sedang negeri Yaman dikuasai seorang Nasrani bernama Abrahah Al-Asyram yaitu Panglima perang dari Kerajaan Habsyi
Abrahah sangat cinta pada agama, ia mendirikan gereja dan ingin gereja itu sebagai pusat berkumpulnya rakyat diseluruh jazirah arab. Pendek kata gereja itu dijadikan seperti Ka’bah. Keinginan seperti itu tidak akan tercapai jika Ka’bah belum dihancurkan dahulu. Kemudian Abrahah menyiapkan bala tentara berkendaraan gajah dan adapula 60.000 tentara bersenjata lengkap
Abrahah mengirim utusan kepada pucuk pimpinan pemerintahan di Mekah yaitu Abdul Muthallib untuk menyatakan kehendaknya yaitu ia tidak akan menyerang  penduduknya tetapi hanya hendak merobohkan ka’bah juga menyatakan siapa yang melawan akan dimusnahkan pula.
Abdul Muthallib menerima kabar dengan tenang dan memasrahkan keselamatan ka’bah kepada Allah karena kekuatan kaum Quraisy dan bangsa Arab di Mekkah tidak mungkin dapat menahan serangan  Abrahah
Tentara Abrahah bergerak dan tiba di gerbang mekkah lalu mereka beristirahat.Ketika itu  Unta-unta kepunyaan kaum Quraisy sedang digembalakan disana.200 ekor unta(riwayat lain 400 ekor)milik Abdul Muthallib dan penduduk lain dirampas tentara Abrahah
Sementara itu,banyak kepala kabilah mendatangi Abrahah dan memohon agar ia mengurungkan niatnya.Mereka berjanji akan memberikan sepertiga dari kekayaannya asal dia membatalkan rencananya.Abrahah tetap tidak bergeming
Abdul Muthallib tetep tenang,dia hanya berkata akan segera menemui Abrahah.Abrahah menyambut baik dan terkesan dengan penampilan Abdul Muthallib yang berwibawa dan rupawan.bahkan Abrahah sendiri yang mempersilahkan duduk.Saat itu Abdul Muthallib hanya meminta agar Abrahah mengembalikan  unta-unta milik orang Quraisy dan miliknya yang dirampas.
Mendengar itu,Abrahah terperanjat lalu mengejek,”Tidakkah kau pikirkan bahwa kedatanganku ini hendak merobohkan ka’bah,kiblat persembahanmu dan rumah suci bangsamu?mengapa  kau tidak meminta agar aku melindungi kemuliaan ka’bahmu itu agar aku mengurungkan niatku hendak menumbangkannya?tetapi yang kau minta hanya barang yang serendah itu saja!kau hanya meminta 200 unta milikmu supaya dikembalikan kepadamu,pada hal sebenarnya aku menanti darimu permintaan supaya aku tak merusak ka’bah yang kalian puja-puja itu!”.
Abdul Muthallib hanya menjawab”Aku hanya pemilik unta.Maka aku wajib memeliharanya.Adapun Ka’bah,itu bukan urusanku. Dia punya pemilik sendiri. Itu jadi urusan yang memilikinya, yaitu Tuhan. “
“Dapatkah Tuhan pemilik Ka’bahmu itu menghalang-halangi keinginanku untuk merobohkannya ?” tanya Abrahah dengan agak menghina
“Itu bukan urusanku bukan urusan Tuhan. Tuhanlah yang memeliharanya.”
“Jadi engkau tidak mengharapkan sesuatu yang berkenan dengan niatku akan menghancurkan Ka’bah?”
“Tidak”
Demikianlah sampai berulang-ulang Abrahah bertanya. Tetapi Abdul Muthalib menjawab dengan cara satria.
“Tidak!”
Akhirnya, ternak milik kaum Quraisy dikembalikan. Lalu Abdul Muthalib pulang dan menyuruh segenap penduduk mengungsi kegunung. Abdul Muthalib mampir ke Masjidil Haram dan Thawaf. Dengan jiwa merintih, dia menyerahkan Ka’bah kepada Tuhan sambil berdoa semoga Allah melimpahkan rahmatnya atas rumah suci-NYA dan kepada segenap penduduk yang memelihara rumah suci-NYA itu.
Belum sampai ke gunung, Abdul Muthalib mendapat kabar pasukan Abrahah telah hancur. Abrahah juga tewas. Mereka mati karna kedatangan burung tiba-tiba secara berbondong dengan membawa batu hitam seperti tanah dan berapi. Burung-burung itu menjatuhkan batu-batu. Apabila terkena batu itu, seketika itu badan terasa gatal. Siapa yang menggaruk, jatuhlah dagingnya. Gajah-gajah pun menjadi bangkai.
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? Dan dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar lalu Dia menjadikan mereka seperti daun yang dimakan ulat. (QS. Al Fiil 1-5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar