Jumat, 16 September 2011

 “Semoga Allah Mengganti Yang lebih baik”(Ummu Salamah,Istri Rasulullah saw)

Hingga tahun ke-4 hijrah,kaum muslimin masih sering mendapat ancaman.Belum genap dua bulan setelah perang uhud(Syawal 3H)terdengar kabar Bani As’ad bin Khuzaimah bersiap menyerang madinah.
Meski belum pulih,Nabi saw mengutus satuan mujahidin sebanyak 150 sahabat.Nabi saw bermaksud memadamkan potensi gangguan yang muncul.Nabi saw menunjuk Abu Salamah ra sebagai komandan.Padahal luka Abu Salamah waktu perang uhud belum sembuh.
Dengan izin Allah swt,Abu Salamah berhasil melumpuhkan Bani Asad bin Khuzaimah.Mereka kocar-kacir dan meninggalkan senjata dan ternak yang banyak.
Namun infeksi luka Abu Salamah makin parah.Menjelang kematiannya,terjadi dialog yang mengharukan dengan istrinya.Ummu Salamah ,istrinya berkata.”Aku mendengar jika seorang istri ditinggal mati suaminya,sementara suaminya menjadi penghuni surga lalu istrinya tidak menikah lagi maka Allah swt.Akan mengngumpulkan mereka kembali dalam surge.Karena itu aku akan bersumpah bahwa engkau tak akan menikah lagi(seandainya aku mati lebih dulu)dan aku tak akan menikah lagi setelah engkau mati.”
Abu Salamah bertanya,”Apakah engkau mau taat padaku?,”
“ya.”
“jika aku mati lebih dulu,maka menikahlah lagi.”ucap Abu Salamah lalu berdoa,”Ya Allah,jika aku mati berilah Ummu Salamah seorang suami yang lebih baik dariku yang tak akan membuatnya sedih dan tak akan menyakitinya.”
Tak lama kemudian Abu Salamah ra berpulang kehadirat-Nya.Ummu Salamah menceritakan ,”Waktu suamiku meninggal aku bersyair:
“Kini dia sendiri dan berada ditempat asing,Aku akan menangis sekuat-kuatnya.”
Kemudian Nabi saw berta’ziah Dan menasehati Ummu Salamah,”Apakah engkau ingin memasukkan setan kerumahmu(dengan menangis keras)yang telah dibebaskan Allah darinya?.”Ummu Salamah langsung menahan tangisnya.
Lalu Nabi saw melihat jenazah Abu Salamah dan menutupkanmatanya yang terbuka seraya bersabda,”Sesungguhnya ketika ruh ditarik,mata mengikutinya.”
Saat itu Nabi saw masih mendengar tangis keras diantara kerabat Abu Salamah.Nabi saw menegur,”janganlah mendoakan diri sendiri kecuali dengan doa yang baik-baik karena malaikat akan mengamini doa yang kalian ucapkan.”
Lantas Nabi saw berdoa,”Ya Allah,Ampunilah dosa Abu Salamah,tinggikanlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk,berilah pengganti yang baik bagi segenap keluarga yang ditinggalkan,ampunilah dosa kami dan dosanya,Wahai Tuhan Semesta Alam,lapangkanlah kuburnya serta berilah cahaya yang menerangi didalamnya.”(HR.Muslim)
Ummu Salamah bertanya kepada Nabi saw,”Apa yang harus kuucapkan (dalam musibah ini)?.”Nabi saw menjawab.”sesungguhnya kita ini milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya dan Ya Allah,berilah ganti yang lebih baik darinya(musibah ini).”
Sejak itu Ummu Salamah sering berkata sendiri,”siapakah diantara orang muslim yang lebih baik dari Abu Salamah?kami termasuk keluarga yang masuk islam.”adakah muslim yang lebih hebat dari suaminya yang berhijrah ke Habasyah(Ethopia)ke Madinaahbersama Nabi saw.dalam perang Badar maupun Uhud?
Ternyata Allah swt.mengabulkan doanya.Allah swt.mengganti Abu Salamah dengan Rasulullah saw,Ketika massa iddah-nya selesai.Nabi saw mengutus Hathib bin Abi Baltha’ah ra untuk meminangnya
Ummu Salamah berkata,”Sampaikan kepada Rasulullah saw.Aku adalah seorang pencemburu.aku juga mempunyai anak-anak yang masih kecil dan aku tidak punya wali disini.”
Ummu Salamah merasa tersanjung sekaligus kuatir.ia kuatir keadaannya merepotkan Nabi saw.Abu Salamah meninggalkan empat anak:Zainab,Umar,Durrah,dan Salamah
Nabi saw. Berkata kepada Hathib,mengenai anak,maka Allah akan mencukupi kebutuhan anak-anaknya.Dan mengenai pencemburu,maka aku berdoa kepada Allah agar menghilangkan kecemburuannya.Mengenai wali,maka semua walinya akan setuju denganku.”Ummu Salamah akhirnya menerima pinangan Nabi saw.
Diantara hikmah dari pernikahan ini adalah Ummu Salamah banyak membantu Nabi saw.mendidik kaum wanita.Ummu Salamah dikenal sebagai wanita yang cerdas dan pandai pidato.ia sering memberikan usulan kepada Nabi saw dalam beberapa hal.
Ummu Salamah banyak meriwayatkan hadist Nabi sebagaimana istri nabi lainnya.Inilah salah satu bukti keberhasilan pengkaderan Nabi saw dalam dakwah dan pendidikan.
Wanita Mulia Yang Berjiwa Besar(Saudah binti Zum’ah ra,Istri Rasulullah saw)
Setela Khadijahra wafat,Rasulullah saw merasa kehilangan.Apalagi itu terjadi tidak lama berselang dari meninggalnya paman Beliau,Abu Thalib.Wafat di waktu hampir bersamaan .Maka tahun itu (ke-10 kenabian)dikenal dengan ‘Amul Huzni yaitu tahun duka cita
Dalam keadaan demikian,tidak ada seorang pun berani menanyakan kepada Beliau mengenai pernikahan,Akhirnya,Khaulah binti Hakim ra,istri Ustman bin Mazh’un(termasuk sahabat Nabi generasi pertama),memberanikan diri bertanya.”Wahai Rasulullah,tidakkah anda ingin menikah lagi?”
“Dengan siapa?”Tanya Nabi saw.
“Ada dua.yang satu gadis dan yang satu janda.”
“Siapa yang gadis?”
“Ia adalah putri orang yang paling anda cintai,Aisyah binti Abu Bakar.”
“Lalu yang janda siapa?”
“Saudah binti Zum’ah,ia adalah wanita yang mulia dan beriman kepadamu.”
“Kalau begitu berangkatlah kamu dan tanyakan kepadanya(Saudah)apakah dia bersedia.”
Kemudian Khaulah menemui Saudah bin Zum’ah ra (Saat di Mekkah)Khaulah berkata,”Kebaikan dan kebahagiaan macam apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu?”Saudah berkata heran,”Apa maksudmu,wahai Khaulah?”Khaulah menjawab”Rasulullah saw mengutusku untuk menyampaikan lamarannya kepadamu.”Sandah menjawab,”Tentu aku menerimanya.Tapi temuilah ayahku dan bicarakan hal ini dengannya.”sang ayah pun setuju.
Kemudian Rasulullah saw melangsungkan akad nikah dengan Saudah.Beliau memberikan mahar sebesar 400 dirham.Saat itu saudah berusia 55 tahun lebih tua dari Rasulullah saw.dan janda dari sahabat As Sakran bin ‘Amr ra.Saudah adalah seorang wanita berpostur tinggi,besar,gemuk dan tidak berparas cantik.
Keistimewaan Saudah adalah sahabat wanita yang termasuk as saabiquunal awwaluun(generasi pertama masuk islam).Ia masuk Islam bersama suaminya terdahulu.Kaum musryikin Quraisy sering menyiksa As Sakran dan keluarganya karena keislamman mereka.Kemudian keduanya dan beberapa sahabat hijrah ke Habasyah (Ethiopia)atas petunjuk Nabi saw.
Selang beberapa lama,keduanya kembali ke Mekkah dan berkumpul bersama Nabi saw.Tak lama setelah itu,As Sakran meninggal dunia.ada yang menyebutkan bahwa Ia wafat dalam perjalanan pulang dari Habasyah.Ketika Nabi saw menikahinya ia bergelar ummul mukminin(Ibunda kaum mukminin).
Setelah beberapa tahun ,Nabi saw menikah lagi dengan Aisyah ra.Aisyah ra sering memuji Saudah karena keluhuran akhlaknya,”aku tidak pernah menemukan seorang wanita yang lebih kusukai jika diriku menjadi dirinya,selain Saudah binti Zum’ah.Seorang wanita yang kekuatan jiwanya luar biasa.”
Saudah juga sangat mencintai Aisyah.Saat dirinya semakin tua,Saudah memberikan gilirannya sebagai istri Nabi saw kepada Aisyah.Saudah berkata,”Wahai Rasulullah,aku hendak memberikan hari giliranku bersama engkau kepada Aisyah.”Nabi saw pun menerimanya.
Dalam beberapa kesempatan,Aisyah sering bercanda dengan Saudah.Suatu saat,Aisyah ra menemui Nabi saw dengan membawa makanan(semacam bubur)
Aisyah berkata kepada Saudah yng saat itu berdiri dibelakang Nabi saw.”Makanlah.”Saudah menolak.Aisyah berkata lagi,”Makanlah.Jika engkau tetap menolak,akan kulumuri mukamu dengan ini.”Saudah tetap menolak.Aisyahpu mencoreng wajah Saudah.
Nabi saw tersenyum lalu menarik tangan Saudah dan memasukkan kedalam makanan seraya berkata kepada Saudah,”balaslah.”Saudah pun membalasnya.Rasulullah saw tersenyum lebar.Tiba-tiba Umar datang,”Wahai hamba Allah,wahai hamba Allah!”Nabi saw menduga Umar hendak masuk.Lalu,Beliau berkata kepada keduanya,”masuklah dan basuhlah muka kalian .”Aisyah ra melanjutkan,”Sejak itu,aku merasa takut kepada Umar,Karena Rasulullah sendiri segan kepadanya.”
Allah menakdirkan Saudah memiliki usia yang cukup panjang.Wanita mulia itu hidup hingga masa kekhalifahan Umar bin Khatab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar